KST Papua Torehkan Catatan Hitam bagi Bumi Cendrawasih
Oleh: Devaryo Valarie )*
Kelompok Separatis Teroris
(KST) Papua telah banyak menorehkan catatan hitam di Bumi Cenderawasih.
Berbagai aksi kejahatan dan teror KST banyak mengakibatkan korban jiwa dari
kalangan masyarakat sipil maupun aparat keamanan. Yang terbaru, KST telah menewaskan
seorang anggota TNI atas nama Sertu Ismundandar dalam baku tembak di Distrik
Muara, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah. Selain itu, KST masih
belum membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens hingga saat ini,
yang disandera di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7
Februari 2023.
Aksi
KST juga tidak sedikit yang menghambat proses pembangunan di wilayah Papua.
Salah satunya yakni KST di Maybrat, Papua Barat Daya, sengaja melakukan
penyerangan di lokasi proyek Puskesmas. Motif pastinya yakni mereka ingin
memisahkan diri dari NKRI dan menghambat proses pembangunan di daerah Maybrat.
Kondisi demikian, tentu sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas masyarakat
Papua.
Kepolisian Daerah (Polda)
Papua mencatat sebanyak 196 aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Separatis
Teroris (KST) sepanjang 2023. Dari angka itu, terdapat korban jiwa maupun luka
baik dari TNI, Polri, hingga masyarakat. Dengan rincian, anggota TNI yang gugur
sebanyak 23 orang dan 24 orang luka. Anggota Polri yang meninggal ada 3 orang,
dan luka 7 orang. Sementara warga yang meninggal dunia ada 37 orang, 50 orang
luka dan 1 orang disandera.
Polda Papua sendiri sepanjang
sepanjang 2023 telah melaksanakan Operasi Damai Cartenz tahap I dan tahap II
yang difokuskan di 9 wilayah operasi dengan total kegiatan penegakkan hukum
atau gakkum sebanyak 98 kegiatan.
Dari operasi tersebut, Polda
Papua berhasil mengamankan 32 senjata dan 1.279 amunisi, serta memproses hukum
terhadap 7 orang Kelompok Kriminal Politik (KKP), anggota KST sebanyak 33 orang
dan penegakan hukum terhadap 19 orang KST.
Kapolda Papua Irjen Pol.
Mathius Fakhiri mengatakan, aksi KST Papua masih menjadi ancaman yang
menimbulkan ketakutan bagi warga masyarakat khususnya pendatang. Oleh karena
itu, aparat keamanan tetap mengedepankan pendekatan kesejahteraan dalam
menangani KST Papua. Polda Papua memaksimalkan upaya pendekatan yang lebih
humanis, yang diharapkan bisa menjawab berbagai permasalahan yang selama ini
kerap menjadi faktor pemicu terjadinya gangguan keamanan di tengah masyarakat.
Peran pemerintah daerah,
khususnya para bupati, SKPD dan DPRD diharapkan untuk tampil di depan agar
masyarakat tidak merasa canggung terlibat langsung dalam kegiatan kepolisian.
Keresahan masyarakat Papua
terhadap KST juga disampaikan Tokoh Pemuda Papua/Sekjen DPP Barisan Merah Putih
Republik Indonesia, Ali Kabiay. Dia mengatakan bahwa Kelompok Separatis Teroris
(KST) di Papua telah banyak membunuh warga sipil, membakar fasilitas umum dan
menghambat pembangunan di Papua.
Sebagai Tokoh Pemuda Papua,
Ali Kabiay menghimbau kepada seluruh masyarakat di Tanah Papua agar mendukung
aparat keamanan untuk menyelesaikan dan menindak tegas KST di wilayah - wilayah
konflik sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan aman serta damai.
Pihaknya juga menyampaikan agar KST harus segera membebaskan sandera Pilot Susi
Air Kapten Philip Mark Merthens karena yang bersangkutan tidak bersalah.
Sementara itu, perkembangan
penanganan Pilot Susi Air yang masih disandera KST Papua mendapat penjelasan
dari Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal
TNI Izak Pangemanan. Dia mengatakan upaya pembebasan sandera berkebangsaan
Selandia Baru Philip Mark Mehrtens dari Kelompok Separatis Teroris (KST)
di Papua hingga kini masih terus berproses.
TNI sebetulnya sangat mampu
untuk membebaskan sandera itu, apalagi didukung dengan peralatan penunjang yang
dimiliki. Namun, hal itu tidak dilakukan karena pembebasan sandera lebih
mengutamakan negosiasi guna menghindari jatuhnya korban, baik di kalangan
masyarakat maupun sandera itu sendiri.
Izak sangat mengapresiasi
langkah yang dilakukan Penjabat Bupati Nduga dan pihak lainnya dengan mendekati
Kelompok Separatis Teroris (KST) guna membebaskan sandera yang berprofesi
sebagai pilot di maskapai Susi Air. Pihaknya berharap KST segera membebaskan
Philip Mehrtens yang sudah disandera lebih dari satu tahun itu dalam
keadaan selamat.
Pangdam Cenderawasih
menambahkan bahwa untuk membebaskan sandera itu memerlukan waktu dan hal itu
sudah disampaikan saat menerima kunjungan duta besar serta atase dari Kedutaan
Besar Selandia Baru belum lama ini. Semua harus bersabar karena negosiasi
sedang berlangsung. Jangan sampai ada korban-korban lagi. Sandera beserta
kelompok yang menyanderanya masih berada di sekitar Kabupaten Nduga. Kondisi
sandera hingga kini baik-baik saja.
Penanganan KST Papua harus
menjadi fokus utama semua pihak agar mereka tidak kembali menorehkan catatan
hitam yang lebih banyak di Tanah Papua. Pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh
elemen masyarakat perlu bekerjasama untuk memberantas KST guna menjaga
stabilitas keamanan di Bumi Cenderawasih. Upaya ini juga untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI dari gerakan
separatisme KST.
)* Penulis merupakan mahasiswi asal Papua di Surabaya
Komentar
Posting Komentar